Ukraina pada Senin (25/4/2022) membantah telah mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk mengevakuasi warga sipil dari pabrik baja di kota selatan Mariupol .
Kiev menyatakan, PBB harus menjadi "pemrakarsa dan penjamin" dari kesepakatan semacam itu.
Sebelumnya, Rusia telah menyatakan pada Senin, bahwa mereka akan membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk meninggalkan pabrik baja besar Azovstal, di mana mereka bersembunyi dengan pejuang Ukraina dan berada di bawah tembakan Rusia.
“Penting untuk dipahami bahwa koridor kemanusiaan dibuka dengan kesepakatan kedua belah pihak. Sebuah koridor diumumkan secara sepihak tidak memberikan keamanan, dan karena itu bukan koridor kemanusiaan,” lanjutnya.
“Hari ini, pihak Rusia sekali lagi mengumumkan adanya koridor bagi warga sipil untuk meninggalkan Azovstal. Ini bisa dipercaya jika Rusia tidak menghancurkan koridor kemanusiaan berkali-kali sebelumnya,” tulis Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk di aplikasi pesan Telegram, seperti dikutip dari Reuters.
“Penting untuk dipahami bahwa koridor kemanusiaan dibuka dengan kesepakatan kedua belah pihak. Sebuah koridor diumumkan secara sepihak tidak memberikan keamanan, dan karena itu bukan koridor kemanusiaan,” lanjutnya.
Tak lama setelah dia membuat komentarnya, seorang ajudan Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia menyerang pabrik baja tersebut. Rusia melancarkan serangan dari udara dan dengan artileri serta tank.
#internasional
0 Post a Comment: